TEKNOLOGI PENDIDIKAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Setiap manusia memerlukan
pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dimana terjadi transformasi
pengetahuan, nilai-nilai serta ketrampilan-ketrampilan. Tidak hanya itu, di
dalamnya pun juga terjadinya pengembangan potensi diri, mulai dari potensi
akal, hati, jasmani maupun rohani. Potensi-potensi tersebut digali kemudian
dikembangkan dengan semaksimalkan mungkin dengan adanya proses pembelajaran.
Proses pendidikan tak hanya berbatas
pada lembaga sekolah saja, namun pada lingkungan dan masyarakat. Maka ada
pepatah “Belajarlah kapanpun dan dimanapun kamu berada”. Dalam perkuliahan dan
dalam makalah yang kami sajikan ini, kami hanya akan membahas terkait dengan
pendidikan dalam lingkup lembaga sekolah (formal).
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Jadi sudah jelas, bahwasanya inti
dari proses pendidikan adalah proses pembelajaran. Maka dari itu, diperlukan
adanya proses pembelajaran yang maksimal dan berhasil. Tentunya hal tersebut
dapat tercapai dengan didukung oleh suatu perencanaan yang merupakan sebuah
desain yang di dalamnya mengatur, dan merencanakan keseluruhan dari proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian dari desain pembelajaran ?
2.
Apa
urgensi desain pembelajaran ?
3.
Bagaimana
karakteristik desain pembelajaran ?
4.
Apa
saja komponen dalam desain pembelajaran ?
5.
Bagaimana
peran guru dalam desain pembelajaran ?
6.
Apa
saja model desain pembelajaran ?
C.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui dan memahami dari desain pembelajaran.
2.
Untuk
mengetahui dan memahami urgensi desain pembelajaran.
3.
Untuk
mengetahui dan memahami karakteristik desain pembelajaran.
4.
Untuk
mengetahui dan memahami komponen dalam desain pembelajaran.
5.
Untuk
mengetahui dan memahami peran guru dalam desain pembelajaran.
6.
Untuk
mengetahui dan memahami model desain pembelajaran.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN DESAIN PEMBELAJARAN
Desain pembelajaran menurut bahasa dapat diartikan dari kata desain
dan pembelajaran. Desain berasal dari bahasa Inggris, yaitu design.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata desain diartikan sebagai kerangka
bentuk, rancangan, motif, pola, serta corak. Kata kerjanya adalah mendesain
yang artinya membuat rancangan. Orang yang merancang disebut desainer.[1]
Sedangkan pembelajaran jika ditinjau dari sudut kebahasaan, berasal
dari kata ajar, demikian juga dengan kata pengajaran, berasal dari kata ajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ajar merupakan kata benda yang berarti
petunjuk yang diberikan kepada orang agar diketahui. Kata kerja ajar adalah
mengajar yang berarti memberi pengajaran. Orang yang memberi pengajaran disebut
pengajar, dan proses, cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan disebut dengan
pengajaran.[2]
Pengertian menurut istilah, desain pembelajran dapat dimaknai dari
berbagai perspektif, diantaranya:
1.
Disiplin
: desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori
tentang strategi serta proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya.
2.
Ilmu : desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelakasanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memebrikan pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai
mata pelajran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
3.
Sistem : desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran
dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana dan prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar.
4.
Proses
: suatu desain merupakan proses yang bersifat linear yang diawali dari
menentukan kebutuhan, mengembangkan rancangan untuk merespon kebutuhan,
kemudian mengujicobakan dan akhirnya menentukan proses evaluasi.
Sedangkan pengertian dari beberapa ahli diantaranya sebagai
berikut:[3]
1.
Reigeluth
dan Carr-Chellman mengatakan bahwa “ instructional design is concerned with
understanding, improving, dan applying methods of intructions”. Maksudnya,
desain pembelajaran berhubungan dengan memahami, memperbaiki dan menerapkan
metode pelajaran.
2.
Rothwell
dan Kazanas mengatakan bahwa “instructional design means more than literally
creating intruction”. Maksudnya, desain pembeljaran berarti lebih dari
menciptakan pembeljaran secara harfiah. Dengan kata lain, berhubungan dengan
konsep yang luas dan menganalisis masalah kinerja manusia secara sistematis,
mengidentifikasi akar masalah, menawarkan pemecahan, dan melaksanakan solusi
yang didesain.
3.
Gagne
menyatakan bahwa pembelajaran membantu
proses belajar seseorang dimana belajar itu sendiri memiliki tahapan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang. Menurutnya ada 2 faktor yang menentukan
keberhasilan belajar peserta didik, yakni faktor internal dan faktor eksternal.[4]
Maka dari pengertian-pengertian diatas, disimpulkan bahwasanya
desain pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai proses merancang
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber-sumber
belajar, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik agar
mau dan mampu untuk belajar.
Sehingga dapat disimpulkan lagi bahwa antara desain pembelajaran
dan perencanaan pembelajaran itu berbeda.[5]
|
No
|
Desain Pembelajaran
|
Perencanaan Pembelajaran
|
|
1
|
Lebih menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk
membantu proses belajar peserta didik.
|
Lebih menekankan pada proses pengembangan atau penerjemahan
kurikulum suatu sekolah.
|
|
2
|
Kegiatannya mempertimbangkan peserta didik sebagai individu yang
akan belajar dan mempelajari materi pembelajaran yang dirancang sesuai tujuan
pembelajaran.
|
Kegiatannya mempertimbangkan kurikulum yang sedang berlaku di
suatu sekolah.
|
|
3
|
Sebelum menyusunnya harus mengetahui bagaimana caranya agar
peserta didik dapat belajar dengan mudah.
|
Sebelum menyusunnya harus mengetahui bagaimana desain kurikulum
di suatu sekolah.
|
B.
URGENSI DESAIN PEMBELAJARAN.
Suatu pembelajaran hendaknya harus didesain dengan baik agar tujuan
pembelajaran itu dapat dicapai. Secara
khusus desain pembelajaran memiliki urgensi, diantaranya[6]:
1.
Menentukan
keberhasilan dari pembelajaran.
Keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada sejauh mana pembelajaran itu
didesain atau dirancang. Dan sebaliknya, suatu pembelajaran yang tidak didesain
secara sistematis tidak akan dapat memperoleh hasil yang maksimal.
2.
Menentukan
arah berjalannya suatu pembelajaran.
Tanpa
adanya desain pembelajaran, pendidik melaksanakan pembelajaran tanpa
bermodalkan RPP, Silabus, atau kontrak perkuliahan bahkan sumber yang memadai.
Akibatnya, pembelajaran cenderung menggunakan metode langsung (direct method)
berupa ceramah yang sering tidak terkontrol, pembelajaran berorientasi konten
dan mengabaikan tujuan.
3.
Mencapai
efektivitas dan efisiensi.
a.
Efektivitas:
pembelajaran yang telah didesain itu telah dilakukan dengan benar (doing the
things right).
b.
Efisiensi:
melaksanakan pembelajaran dengan benar (doing the right things).
Di samping urgensi di atas, terdapat urgensi dari desain
pembelajaran bagi guru. Antara lain[7]:
1.
Sebagai
rancangan dasar dalam mengatur berbagai komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran.
2.
Menjadi
petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Memberikan
kesempatan kepada guru untuk memilih berbagai alternatif tentang cara terbaik
atau kesempatan memilih kombinasi cara yang terbaik bagi guru dan peserta didik
dalam mencapai tujuan.
4.
Menjadi
alat untuk mengukur efektif atau tidaknya suatu kegiatan pembelajaran sehingga
setiap saat dapat diketahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pembelajaran.
5.
Membantu
guru dalam mengenal kebutuhan, minat, sera pendorong motivasi belajar peserta
didiknya.
6.
Dapat
menghemat waktu, tenaga, alat, dan biaya pembelajaran.
7.
Sebagai
sarana untuk mengembangkan proses pembelajaran.
C.
KARAKTERISTIK DESAIN PEMBELAJARAN.
Kaitannya dalam desain pembelajaran, dalam prosesnya harus merujuk
pada model desain pembelajaran yang memiliki karakter yang jelas, diantaranya:[8]
1.
Student
centered (berpusat pada peserta didik).
Peserta didik mempengaruhi konten, aktivitas, materi, dan fase
belajar. Sehingga pendekatan ini memposisikan peserta didik sebagai pusat
proses belajar. Setiap peserta didik sendiri berbeda satu sama lain dikarenakan
karakteristik umum, kemampuan awal (prasyarat), dan gaya belajar.[9]
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mencakup berbagai
teknik, seperti mengganti sistem penyajian yang menggunakan ceramah dengan
pengalaman belajar aktif, menetapkan teknik open-end-ed problem
merupakan pendekatan yang membutuhkan proses berpikir yang kritis dan kreatif,
melibatkan peserta didik dalam simulasi dan bermain peran, dan menggunakan self-phase
dan cooperating learning.
2.
Goal Oriented ( Berorientasi Tujuan)
Mendesain pembelajaran dengan menyajikan tujuan secara akurat
merupakan titik sentral dalam proses desain pembelajaran. Tujuan menjadi
pijakan dasar dalam pengembangan materi, strategi, dan metode. Dalam
melaksanakan tujuan diperlukan adanya berpikir yang sistem atau sistemik.[10]
3.
Focused
on meaningfull performance (terfokus pada
pengembangan atau perbaikan kinerja peserta didik).
Kinerja dalam desain pembelajaran paling tidak merujuk pada 2
komponen utama:
a.
Desain
pembelajaran yang digunakan untuk memfasilitasi peserta didik dalam mendapatkan
pengetahuan dan menggunakan atau menerapkan pengetahuan baru yang diperoleh.
b.
Desain
pembelajaran dapat mengakomodasi dan mengembangkan kinerja peserta didik dalam
upaya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
4.
Assumes
outcomes can be measured in a reliable and valid way (mengarahkan hasil yang diukur melalui cara yang valid dan dapat
dipercaya).
Aspek yang diukur adalah pemahaman belajar atau penguasaan materi
pembelajarannya, maka tes (pre-test dan post-test) merupakan instrumen yang
cocok untuk dikembangkan.
5.
Empirical,
iteratif, and self-correction
(empiris, berulang, dan dapat dikoreksi sendiri).
Setiap model desain pembelajaran bersifat empiris. Model apapun
yang diajukan oleh pakar telah melalui kajian teori serta serangkaian uji coba
yang mereka lakukan sendiri sebelum dipublikasikan. Pada pelaksanaannya
pengguna dapat menerapkan dan memperbaiki setiap tahap berulang kali sesuai
dengan masukan demi untuk efektivitas pembelajaran.
6.
A team effort (upaya team).
Penyusunan desain pembelajaran, terlepas model yang dipilih,
merupakan tugas suatu tim. Tim penyusun ini bersifat sistemik, yaitu berperan
sesuai profesi masing-masing, tidak tumpang tindih. Tim ini terdiri dari[11]:
a.
Desainer:
bertanggungjawab untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan seluruh perencanaan.
b.
Pengajar
(guru, dosen, instruktur, trainers) : mengetahui bagaiamna kesulitan peserta
didik dan memberikan masukan tentang peserta didik dan penyajian materi sesuai
bidangnya.
c.
Ahli materi: bertanggungjawab memvalidasi
materi yang akan disampaikan, dan meluruskan materi yang diberikan oleh
pengajar.
d.
Penilai:
bertanggungjawab untuk membantu mengembangkan instrumen untuk pengukuran hasil
belajar dan pengembangan pembelajaran itu sendiri.
D.
KOMPONEN DALAM DESAIN PEMBELAJARAN
Dalam desain pembelajaran terdapat beberapa komponen utama yang
bersifat integral, yang saling berhubungan dan harus ada dalam pelaksanaan
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut, yakni:[12]
1.
Peserta
didik
Peserta didik merupakan raw input (bahan mentah) dalam proses
pembelajaran yang memiliki berbagai karakter. Peserta didik juga memiliki
berbagai sebutan, diantaranya: murid, siswa, mahasiswa, peserta pelatihan, subjek didik, anak didik,
pembelajar, dan sebagainya.
Apapun desain pembelajaran dan mata ajar yang disampaikan, perlu
kiranya diketahui bahwa yang sebenarnya dilakukan oleh para desainer adalah
menciptakan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dan peserta didik dapat nyaman dan termotivasi dalam proses
belajarnya.[13]
2.
Tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang terpenting dalam desain
pembelajaran. Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan
kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh peserta didik jika ia selesai
belajar.
3.
Metode
Metode
terkait dengan strategi pembelajaran yang sebaiknya dirancang agar proses
belajar berjalan lancar. Metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu
untuk menyampaikan materi ajar. Komponen metode ini sendiri terdiri dari:
a.
Pengalaman
belajar
Dalam
proses pembelajaran, bagaimana seorang guru menciptakan kondisi yang merupakan
pengalaman belajar yang dirancang agar peserta didik dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
b.
Sumber
belajar
Sumber
belajar merupakan segala sesuatu yang memungkinkan peserta didik dapat
memperoleh pengalaman belajar. Di dalamnya meliputi lingkungan fisik seperti
tempat belajar, bahan, dan alat yang digunakan, dan personal (guru, pustakawan,
laboran, dan lain-lain) yang memberi pengaruh terhadap keberhasilan belajar
peserta didik.
4.
Penilaian
(evaluasi)
Konsep penilaian ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik
sangat penting. Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat
diamati dari penilaian hasil belajar. Seringkali penilaian diukur dengan
kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal-soal objektif. Penilaian dapat
juga dilakukan dengan format nonsoal, yaitu dengan instrumen pengamatan,
wawancara, kuesioner, dan sebagainya.
E.
PERAN GURU DALAM DESAIN PEMBELAJARAN.
Keberhasilan proses pembelajaran dalam suau sekolah sangat
dipengaruhi oleh kompetensi guru sebagai pendidik profesional. Dalam PP No. 74
Tahun 2008 tentang Guru, disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.[14]
Pada dasarnya seorang guru merupakan seorang desainer pendidikan,
dan guru harus memosisikan peserta didiknya sebagai pusat dari segala proses
pembelajaran. Peran guru sebagai desainer pembelajaran dapat digambarkan
sebagai berikut:
|
Guru
|
|
5. mendesain evaluasi pembelajaran
|
|
4.
Mendesain pengalaman belajar: strategi, media, dan sumber belajar.
|
|
3.
Mendesain materi pembelajaran
|
|
2.
Mendesain tujuan pembelajaran: menjadi kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
|
|
Peserta didik:
Outcome
|
|
Proses
pembelajaran
|
|
1.
Analisis perkembangan peserta
didik sebagai raw input
|
F.
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN.
Model desain pembelajaran sebagai hasil pemikiran manusia tentunya
beragam. Hal ini dikarenakan pemikiran setiap guru itu berbeda-beda. Model desain
pembelajaran merupakan bentuk pelaksanaan pembelajaran yang melibatkan jalur
atau peta aturan suatu aktivitas pembelajaran.[15] Terdapat
6 orientasi pada model desain pembelajaran, diantaranya[16]:
1.
Model
desain pembelajaran berorientasi kelas
Model desain pembelajaran berorientasi kelas ini lazimnya digunakan
untuk merancang pembelajaran pada level mikro (yaitu kelas) yang hanya
dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contoh dari model ini adalah
MODEL ASSURE.
Nama dari ASSURE merupakan
singkatan dari keenam tahapan kegiatan desain pembelajarannya. Diantaranya:
A: Analyze
Learners (analisis pelajar)
Tahap ini dilakukan
sebagai bahan untuk menentukan sebuah media pembelajaran apa yang hendak
digunakan sehingga media pembelajaran tersebut sesuai dengan gaya belajar
peserta didik (audio, visual, maupun audio visual) serta aspek psikologis.
S: States Objectives (menyatakan tujuan)
Tahap ini dilakukan untuk
menentukan tujuan pembelajaran berdasarkan buku atau kurikulum. Merumuskan
tujuan pembelajaran dapat menggunakan rumus tujuan ABCD:
a.
Audience (pembelajar dengan segala karakteriktiknya)
b.
Behaviour (kata kerja yang menjabarkan kemampuan yang harus dimiliki)
c.
Conditions (situasi dan kondisi yang mempengaruhi)
d.
Degree (persyarata khusus yang dirumuskan sebagai standar baku pencapaian
tujuan pembelajaran)
S: Selected methods, media, and material (pemilihan metode,
media, dan pembelajaran)
U: Utilize media and materials (penggunaan media dan bahan
ajar)
Rumus dari tahap ini
adalah 5P:
a.
Preview
the materials (kaji bahan
ajar)
b.
Prepare
the materials (siapkan bahan
ajar)
c.
Prepare
environment (siapkan lingkungan)
d.
Prepare
the learners (siapkan
peserta didik)
e.
Provide
the learning experience (tentukan
pengalaman belajar)
R: Require learner participation (partisipasi peserta didik
di dalam kelas)
E: Evaluate and revise (penilaian dan revisi)
2.
Model
desain pembelajaran berorientasi produk
Model ini berorientasi pada produk, pada umumnya didasrkan pada
anggapan bahwa ada program pembelajaran yang dikembangkan dalam kurun waktu
tertentu. Contoh dari model ini adalah model ADDIE.
Nama model ADDIE juga merupakan singkatan dari tahapannya:
A: Analysis (analisis) meliputi analisis kebutuhan,
mengidentifikasi masalah, dan analisis tugas.
D: Design (desain) yakni membuat rancangan (blueprint) yang
meliputi tujuan, strategi, metode dan media yang akan digunakan.
D: Development (pengembangan) merupakan proses mewujudkan
blueprint menjadi kenyataan. Termasuk di dalamnya harus diuji coba dan
dievaluasi.
I: Implementation (Impelementasi/Eksekusi) yakni langkah
nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang dibuat.
E: Evaluation
(evaluasi / umpan balik).
3.
Model
desain pembelajaran berorientasi sistem
Model ini dirancang untuk mengembangkan sistem dalam skala makro
(besar) seperti keseluruhan mata pelajaran atau kurikulum. Contoh dari model
ini adalah model desain pembelajaran Hannafin dan Peck.
Model Hannafin dan Peck merupakan model desain pembelajaran yang
terdiri dari 3 fase:
a.
Need
Asses (Analisis kebutuhan)
Fase
ini bertujuan untuk mengemabngkan suatu media pembelajaran, termasuk tujuan
dibuatnya, pengetahuan, dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok, serta
peralatan media.
b.
Design (Desain)
Fase
ini bertujuan untuk mengidentifikasikan
dan mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media
tersebut.
c.
Development
and implementation (pengembangan
dan implementasi)
Dan langkah
yang terakhir setelah ketiga fase tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan
adalah proses penilaian dan pengulangan. Dalam model ini Hannafin dan Peck
menggunakan penilaian formatif dan sumatif.
4.
Model
desain pembelajaran berorientasi prosedural.
Model ini dirancang oleh guru dengan prosedur-prosedur tertentu
yang telah disepakati. Bahkan kemudian prosedur tersebut menjadi semacam aturan
yang harus dipatuhi saat guru merancang pembelajaran. Contoh dari model ini
adalah model Dick dan Carrey.
Pada model Dick dan Carrey ini mendesain pembelajaran dimulai
dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum (TIU). Sebelum guru merumuskan
tujuan khusus, yaitu performance goals, guru perlu menganalisis pembelajaran dan menganalisis
kemampuan awal peserta didik terlebih dahulu.
Jika telah dirumuskan tujuan pembealjaaran khusus (TIK) yang harus
dicapai, selanjutnya guru merumuskan teks dalam bentuk criterion reference
test, yaitu tes yang mengukur kemampuan penguasaan tujuan pembelajaran
khusus. Dan untuk mencapai tujuan khusus tersebut, dikembangkanlah strategi
pembelajaran.
Langkah terakhir dari desain model ini adalah evaluasi meliputi
evaluasi formatif dan sumatif.
5.
Model
desain pembelajaran berorientasi melingkar.
Model desain pembelajaran ini ditunjukan dalam sebuah diagram yang
memiliki alur rancangan pembelajaran yang melingkar. Contoh dari model desain
pembelajaran ini adalah model desain pembelajaran Kemp.
Menurut Kemp, pembelajaran terdiri dari berbagai komponen yang
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan, dan berbagai kendala.
Dalam modelnya ini desain pembelajaran melalui delapan tahapan dan
di setiap tahapan dilaksanakan revisi.
|
Revisi
|
|
TES AWAL
|
|
ISI
/ MATERI
|
|
SBM
|
|
TIK
|
|
Penunjang
|
|
Evaluasi
|
|
Karakteristik
siswa
|
|
TIU dan pokok bahasan
|
Tahapan-tahapan tersebut adalah :
a.
Menentukan
tujuan pembelajaran umum (TIU).
b.
Membuat
analisis tentang karakteristik pserta didik.
c.
Menentukan
tujuan pembelajaran khusus (TIK) secara operasional dan terukur.
d.
Menentukan
materi yang disesuaikan dengan TIK.
e.
Menentapkan
penjajagan awal untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memenuhi
persyaratan belajar yang telah ditentukan sebelumnya.
f.
Menentukan
strategi pembelajaran yang sesuai.
g.
Mengoordinasikan.
h.
Mengadakan
kegiatan evaluasi pembelajaran.
6.
Model
desain pembelajaran berorientasi kompetensi
Model desain pembelajaran ini lebih menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai
dengan standar perfomansi yang telah ditetapkan. Contoh dari model ini adalah
model Desain Pembelajaran berbasis Pencapaian Kompetensi (DP-PK).
Model DP-PK ini berorientasi pada kompetensi peserta didik sehingga
muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yag
dapat diukur dengan pola afektif, kognitif dan psikomotorik. Prinsip-prinsipnya
antara lain:
a.
Pembelajaran
berpusat pada peserta didik.
b.
Penyusunan
DP-PK diawali dengan menganalisis perkembangan peserta didik.
c.
Kegiatan
desain materi pembelajaran dilakukan setelah guru mendesai dan menetapkan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
d.
Penentuan
pengalaman belajar bagi peserta didik harus dapat menunjukkan tahapan-tahapan
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi.
e.
Kegiatan
evaluasi pembelajaran harus didesain dan dilakukan bedasarkan rumusan
kompetensi yang telah ditetapkan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Desain pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
merancang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber-sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan karakteristik
peserta didik agar mau dan mampu untuk belajar.
Desain pembelajaran memiliki urgensi: menentukan keberhasilan dari
pembelajaran, menentukan arah berjalannya suatu pembelajaran, dan mencapai
efektivitas dan efisiensi.
Komponen dari desain pembelajaran yakni ada empat, diantaranya:
peserta didik, tujuan pembelajaran, metode dan penilaian (evaluasi).
Sedangkan karakteristik dari desain pembelajaran ada enam,
diantaranya: berpusat pada peserta didik, berorientasi tujuan, terfokus pada
pengembangan atau perbaikan kinerja peserta didik, mengarahkan hasil yang dapat
diukur melalui cara yang valid dan dapat dipercaya, bersifat empiris,berulang,
dan dapat dikoreksi sendiri serta merupakan upaya tim.
Model dari desain pembelajaran terdiri dari enam :
1.
Model
desain pembelajaran berorientasi kelas.
2.
Model
desain pembelajaran berorientasi produk.
3.
Model
desain pembelajaran berorientasi sistem.
4.
Model
desain pembelajaran berorientasi prosedural.
5.
Model
desain pembelajaran berorientasi melingkar.
6.
Model
desain pembelajaran berorientasi kompetensi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak,Ishak
dan Deni Darmawan. Teknologi Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA,
(2013).
Ardy Wiyani,
Novan. Desain Pembelajaran Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
(2013).
Harjali. Teknologi
Pendidikan. Ponorogo: STAINPO Press, (2011).
Salma
Prawirdilaga, Dewi. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
(2009).
Yaumi,
Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, (2013).
[1]Novan Ardy
Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2013), 21.
[3]Muhammad Yaumi,
Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013), 10-11.
[4]Dewi salma
Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), 15.
[5] Ardy Wiyani, Desain
Pembelajaran Pendidikan. . ., 24.
[6] Yaumi, Prinsip-prinsip
Desain Pembelajaran. . . , 3-5.
[7] Ardy Wiyani, Desain
Pembelajaran Pendidikan. . ., 25.
[8] Yaumi, Prinsip-prinsip
Desain Pembelajaran. . . , 12-17.
[9] Prawiradilaga,
Prinsip Desain Pembelajaran . . . , 20-22.
[12] Ardy Wiyani, Desain
Pembelajaran Pendidikan. . ., 26-28.
[13] Prawiradilaga,
Prinsip Desain Pembelajaran . . . , 17.
[14] Ardy Wiyani, Desain
Pembelajaran Pendidikan. . ., 29-30.
[15]Ishak Abdulhak
dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), 241.
Comments
Post a Comment